Hari Kamis, tepat pukul 07.00 WIB, Wardah, Riza, dan Nisak tiba di basecamp. Mereka datang dengan tujuan yang berbeda yaitu belanja untuk buka puasa bersama (bukber) nanti. Namun, kegiatan ini bukan sekadar buka bersama. Selain BUKBER, PMII juga mengadakan kegiatan pembagian sembako kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan tema "Kasih yang Diberikan, Kekuatan yang Dirasakan", PMII mengalokasikan dana sekitar Rp 1.500.000 untuk kegiatan ini. Sebagian dari dana tersebut diperoleh dari pembukaan donasi, menunjukkan bahwa kebersamaan dalam bergerak ini turut melibatkan banyak pihak.
Jikin, pimpinan di PMII datang usai shalat Ashar. Ia menceritakan, "PMII berkoordinasi dengan RT setempat untuk mendata masyarakat yang akan mendapatkan sembako. Kami pastikan yang menerima adalah mereka yang benar-benar membutuhkan." Sebagai ketua dan pemimpin yang kami segani, Jikin selalu cekatan dalam mengambil keputusan dan memberikan arahan agar PMII tetap bergerak dan terus belajar.
Pukul 15.15 WIB, warga mulai berdatangan dengan membawa kupon yang sebelumnya dibagikan oleh teman-teman PMII. "Kupon tersebut nantinya akan kami tukarkan dengan sembako yang sudah kami siapkan," ujar Jikin, Ketua Komisariat Pancawahana Bangil. Awalnya, PMII menyiapkan 20 paket sembako. Namun, setelah mendapatkan kabar dari Pak RT bahwa ada lebih banyak warga yang membutuhkan, mereka menambah lima paket sembako lagi. Kepekaan terhadap kondisi sekitar dan kecepatan untuk merespons kebutuhan warga benar-benar mencerminkan semangat yang luar biasa.
Yang lebih mengagumkan lagi, kegiatan ini diiringi dengan tahlil bersama. Para warga yang datang untuk menerima sembako diundang untuk berdoa bersama, mengirimkan doa untuk leluhur PMII. Tahlil ini menjadi momen khusuk, penuh haru, dan penuh keberkahan. Sebuah simbol kebersamaan yang tak hanya dirasakan di dunia, tapi juga di akhirat.
Setelah tahlil, Jaya, salah satu kader PMII yang ditugaskan untuk mengisi kultum, memberikan tausiyah yang menginspirasi. Dalam kultumnya, Jaya berbicara tentang eksistensi PMII sebagai organisasi ektra kampus. "PMII adalah organisasi kemasyarakatan, oleh karena itu, bersinergi dengan panjenengan sedoyo (semua) adalah kesempatan bagi teman-teman untuk terus bersosial dan belajar menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain," ujar Jaya. Ia juga mengingatkan keistimewaan malam Lailatul Qadar dan keutamaan sholat tarawih di bulan Ramadan.
Menjelang pembagian sembako, Jikin memberikan sambutannya. "Kami ingin selalu menjadi bagian dari masyarakat, oleh karena itu kami izin menggunakan basecamp ini sebagai tempat belajar atau les untuk anak-anak di desa Mendalan ini," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa PMII selalu siap bersinergi dengan masyarakat jika diperlukan. Sambutan ini menunjukkan bahwa PMII tak hanya hadir untuk membantu secara tenaga, tetapi juga kesanggupan memberikan manfaat dalam hal pendidikan dan pembelajaran.
Sebanyak 25 paket sembako telah dibagikan kepada warga yang membutuhkan. Senyum dan rasa syukur tampak di wajah mereka. Kehadiran PMII jelas memberikan dampak yang sangat positif dan terasa sangat membantu masyarakat sekitar. Sebuah kebersamaan yang sangat berarti, yang membuktikan bahwa berbagi tak hanya soal materi, tetapi juga soal kehadiran dan perhatian.
Setelah kegiatan pembagian sembako, acara dilanjutkan dengan bukber yang diadakan khusus untuk kader PMII. Bukber kali ini menjadi ajang silaturahmi yang penuh kehangatan, kesempatan untuk saling berbagi cerita, dan menguatkan ikatan antar sesama kader. Sebelum basecamp sepi karena libur lebaran yang semakin dekat, acara ini menjadi momen berharga bagi kami untuk lebih dekat satu sama lain, menguatkan semangat, dan menatap masa depan dengan penuh harapan.
Kegiatan ini mengajarkan kita bahwa kebersamaan yang sesungguhnya bukan hanya terwujud dalam acara-acara besar, tetapi juga dalam aksi nyata untuk membantu sesama. Semoga apa yang telah dilakukan oleh PMII ini bisa terus menginspirasi dan memberi manfaat bagi banyak orang.


Comments
Post a Comment