Mahasiswa-Mahasiswi IAI NU Bangil menggelar Kegiatan pengajian umum dalam rangka memperingati Nuzulul quran serta penutupan kegiatan KKN kelompok 1 IAI NU Bangil di Desa Pulokerto.
Hari ini, Selasa, 24 Maret 2025, Pukul 14:00-selesai WIB. Tepatnya di balai desa Pulokerto, Kraton, Pasuruan. Penutupan KKN Kelompok 1 IAI NU Bangil sekaligus peringatan Nuzulul Qur'an sukses di gelar.
Acara di mulai pukul 14:00, dengan pembukaan secara seremonial oleh mahasiswa-mahasisiwi kelompok 1 KKN, selaku panitia pada momentum hari ini.
Acara ini di ikuti oleh segenap perangkat desa, tokoh masyarakat, masyarakat sekitar dan mahasiswa-mahasiswa KKN kelompok 1 IAI NU Bangil.
Pak Mukhlashon selaku dosen pembimbing kelompok 1 mengatakan "Acara ini merupakan acara puncak dari KKN, biasanya penutupan KKN itu seperti seminar nasional atau pelatihan. Namun, kebanyakan acara puncak dari KKN di bulan ramadhan ini memang pengajian seperti di KKN-KKN kelompok lain, memang acara ini sudah di rencanakan dari awal dan narasumber yang mengisi acara ini awalnya bu anis, tetapi karena masyarakat sekitar memiliki kecenderungan kepada Bu Nyai Millah Kraton. Akhirnya kita meminta beliau untuk mengisi acara pada siang hari ini, dan kami meminta beliau atas rekomendasi dari ketua BPD".
"Nggeh, semoga acara ini bisa dilestarikan lagi seperti sebelum-sebelumnya. Untuk kedepannya semoga kita dan masyarakat sekitar tetap konsisten dalam mengadakan acara-acara seperti ini". Tambah beliau.
Mauidhoh merupakan acara inti dari acara tersebut, Beliau - Bu Nyai Millah PonPes Kraton menyampaikan "Bahwa suatu hal baik apapun yang dilakukan di bulan suci ramadhan, akan berlipat-lipat ganda pahala yang di dapat. Apalagi menikah" gurau Bu Nyai, di sambut sorak sorai para hadirin hadiroh sekalian.
Setelah itu ada pembagian hadiah lomba secara seremonial, yang diadakan 2 hari sebelum acara ini di gelar secara seremonial. Afi, salah satu mahasiswi KKN tersebut mengatakan "menurut saya dan teman-teman tantangan terberat dari awal sampai sekarang adalah bahasa, karena warga desa pulokerto kebanyakan memakai bahasa madura, alhasil kelompok kami kurang bisa berinteraksi dengan warga sekitar".
Fatma, yang juga salah satu mahasiswa dari kelompok KKN tersebut menambahkan "Sebenarnya di desa ini acara tersebut itu tidak seperti di desa-desa lain, dalam arti kalau di desa lain itukan biasanya besar-besaran ya, seperti mengadakan pawai dsb, kalo disini yasudah intinya ramadhan di isi ngaji bersama. Alhasil, kami mengadakan acara ini untuk menunjukkan kalau Nuzulul Qur'an itu seperti ini."
Harapan kelompok 1, semoga setelah KKN hubungan kelompok 1 dengan masyarakat sekitar tetap terjaga. Karena KKN menurut kelompok 1 bukan hanya untuk menjalankan proker, tetapi juga untuk menambah jaringan relasi.
Acara di tutup dengan doa yang dipimpin oleh Bu Nyai Millah dengan hikmat dan di ikuti oleh seluruh hadirin, dilanjut buka bersama dan sesi foto bersama untuk mengabadikan kebersamaan ini.


Comments
Post a Comment